Malam kudus, sunyi senyap,
Domba-Mu berderap,
Para gembala yang jaga,
Menghadap Yesus Sang Putra,
Lahir dalam haru...
Lahir dalam haru...
(lagu Malam Kudus, MB 343 bait 2)
Lagu Malam Kudus tersebut membuat saya teringat akan kisah seorang sahabat seputar kelahirannya di dunia ini. Ia lahir di becak, ketika sang ibu dalam perjalanan hendak dibawa ke sebuah klinik di sekitar kotabaru Yogya. Menurutnya, sebenarnya ada bidan dekat rumah, namun karena mendengar bahwa klinik tersebut bisa memberi keringanan bagi orang tidak mampu, maka berangkatlah sang ayah menemani sang ibu dari rumah di area Wirobrajan menuju klinik bersangkutan memakai becak karena keluarga sederhana tersebut tidak memiliki kendaraan, dan di waktu itu taksi pun belum ada.
Namun apa mau dikata, baru sampai seputaran hotel Santika sampai jembatan Gondolayu, sang ibu sudah tidak kuat, sehingga sang bayi lahir dalam becak, di suasana pagi, dengan lalu lalang orang yang beraktifitas melewati salah satu jalan utama kota Yogya tersebut. Sang bayipun menjadi pusat perhatian banyak orang, sampai-sampai seorang polisi menyuruh becak terus berjalan di tengah-tengah persimpangan lampu merah menuju rumah sakit yang dituju. Dan setiap orang memandang dengan haru menyaksikan peristiwa langka tersebut...
Saya mencoba merenungkan kisah itu, dengan bertanya, kenapa bukan dalam mobil, bukan dalam bus, kereta, atau bahkan pesawat si bayi dilahirkan? Kita tahu becak merupakan alat transportasi umum paling sederhana, paling merakyat, karena hanya di kayuh dengan tenaga manusia. Mungkin Tuhan menginginkan sang bayi kelak menjadi sosok yang bersahaja, menghargai mereka yang kecil, lemah, karena iapun lahir dalam kesederhanaan.
Yesus juga dilahirkan dalam kesederhanaan, dalam haru, bahkan jauh dari kata layak. Di kandang hewan, dimana hanya hewan yang biasa lahir disitu. Tuhan mengizinkan Putra-Nya yang tunggal dijadikan teladan umat manusia seluruh dunia untuk senantiasa hidup dalam kesederhanaan hati. Dan dalam suasana natal kali ini mari kita merenungkan makna natal yang sesungguhnya, bukan hanya dalam perayaan duniawi semata, namun lebih dalam lagi, dengan perayaan rohani yang kita tunjukkan kepada "wajah-wajah Yesus" yang tampak pada orang-orang kurang beruntung di sekitar kita....
Yogya, 25 desember 2013
Siang..
kristianaeli@gmail.com