Minggu, 20 September 2015

"Jalan Salib" Dalam Rosario

"Ketika aku berdoa lewat tanda salib yang kubuat,lewat butir-butir rosario dalam jari jemariku, maka suara keheningan itu tiba.."
Eli Kristiana

Sebagai manusia yang jauh dari sempurna, saya kadang dihadapkan pada tantangan-tantangan hidup yang cukup menekan jiwa saya, membuat saya tidak mood menjalani hidup, bahkan untuk datang kepada Tuhan. Namun uniknya, setiap kali saya berada dalam kondisi yang tidak terlalu ideal, sering-seringnya saya diminta untuk memimpin rosario dalam kelompok-kelompok doa yang saya ikuti. Antara kaget, tidak mood, gentar, tidak percaya diri, dan tidak pantas semua bercampur jadi satu. Namun ketika semua saya jalani apa adanya diri saya, dengan sisa-sisa "rohani" yang saya miliki, ternyata hasil dari kesediaan saya tersebut adalah PENGUATAN untuk jiwa saya. Seakan-akan jiwa saya disejukkan kembali.

Selain peristiwa di atas, ada hal lain yang juga ingin saya bagi. Suatu malam saya ingin sekali berdoa rosario. Padahal pikiran dan kata hati saya sedang tidak sejalan. Di hari itu ada hal yang buat saya sangat emosi akan sesuatu yang tidak bisa saya ceritakan disini. Biasanya saat emosi saya akan menunda semua hal yang menyangkut rohani, sampai pikiran ini tenang. Tapi rasa-rasanya saya memang "disuruh" Tuhan untuk tetap berdoa rosario. Jadilah saya meraih rosario saya dan mulai berdoa.

Saya sendiri sudah bisa menebak apa yang terjadi. Tiap-tiap butir rosario menjadi semacam "penyiksaan" batin untuk saya. Saya tetap saja marah dan kecewa akan situasi yang sedang terjadi, namun di satu sisi saya harus fokus berdoa. Sempat saya berencana berhenti  hingga saya siap, namun seperti  suara hati ini berbisik, "Tidak, saya tidak boleh berhenti, saya harus menyelesaikan rosario ini, apapun yang terjadi di pikiran ini!" Lalu saya teringat akan jalan salib, anggap saja ini jalan salib saya, yang berat, penuh perjuangan...
Setelah berpikir seperti itu eh lha kok saya merasa lebih ringan dalam rosario, dan mampu menyelesaiakannya dengan baik. Bukan kekuatan pikiran saya sebagai manusia, namun kebaikan Tuhanlah yang meringankan saya. Amin.
Salam teduh...

Yogyakarta, 19 Okt 2015
kristianaeli@gmail.com