Minggu, 22 September 2013

Kasihanilah Ya Tuhan....


Ketika Yesus dan murid-muridNya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan ini mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkatan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu. "Tetapi Tuhan menjawabnya : "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu yang perlu : Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya."
Luk 10 : 38-42


Mazmur 812
Kasihanilah, ya Tuhan
Kaulah pengampun yang maha rahim dan belas kasihmu tak terhingga..

Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan diri saya ketika tiba-tiba saja saya  ingin menangis untuk beberapa saat ketika mendengar lagu mazmur tanggapan dalam misa minggu pagi di Gereja Brayat Minulyo Wirobrajan beberapa waktu lalu. Mungkin jika sendirian di gereja, saya sudah menangis tersedu-sedu. Saya tidak mampu mengendalikan hati saya bahwa ada luka disana, luka yang saya buat sendiri karena kesibukan dan rutinitas duniawi yang menelan saya, dan membuat saya seperti kehilangan rasa. 
Beberapa hari ini Tuhan memang membisikkan saya untuk meluangkan waktu untuk Tuhan, memang saya lakukan, tapi tidak maksimal, sebab saya kelelahan dengan kewajiban2 duniawi yang harus saya lakukan.
Tidak ikut misa harian, tidak berdoa rosario, jarang ikut sembahyangan, rasanya saya menjalani hari seperti robot, lelah dan menjemukan. Dan saya rindu "sentuhan" yang membuat saya sadar bahwa saya tidak boleh larut dalam kesibukan duniawi tersebut. Dan Tuhan menjawabnya.

Sebagai manusia, kita memang butuh menghidupi diri dan orang-orang yang kita kasihi, tapi bukan itu tujuan utama kita hidup kan, sehingga intensitas pertemuan kita dengan Tuhan berkurang. Dan Tuhan menegur saya lewat lagu mazmur tersebut dengan mengizinkan rasa sedih dan airmata ini ada, agar saya datang lagi kepada-Nya seintens dulu.

Mengejar duniawi memang tiada hentinya, tapi kita tetap harus berhenti sejenak, membuat jeda dari dunia hanya untuk menyapa Tuhan. Tidak dengan terburu-buru, serta tidak dengan kewajiban semata. Jadi mari sama-sama mengingatkan satu sama lain di tengah-tengah kesibukan  untuk menyempatkan datang secara pribadi kepada-Nya...
Salam teduh..

Yogya, 22 September 2013, minggu siang
kristianaeli@gmail.com


Minggu, 08 September 2013

Panggilan Tuhan Di Waktu Teduh


Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Aku akan kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat dimana Aku berada kamupun berada.
Yoh 14: 1-3

Dini hari tadi saya terjaga dari tidur. Jam di HP menunjukkn angka 01.11. Sudah beberapa hari ini saya memang selalu terjaga lewat tengah malam, namun saat itu terasa berbeda, badan saya terasa segar, perasaan saya tenang sekali, suasana malam juga sangat hening, dan udarapun terasa nyaman. Sebenarnya saya ingin kembali tidur, karena ingin bangun pagi-pagi, tapi tidak tahu kenapa hati saya menyuruh saya untuk berdoa rosario, peristiwa gembira. Agak bimbang juga karena saya sangat jarang berdoa di jam-jam segitu. Saya biasanya berdoa sebelum tengah malam, atau kebalikannya di pagi hari setelah jam 4 an, itu merupakan waktu-waktu favorit saya untuk berdoa. Namun dorongan itu semakin kuat, sehingga akhirnya pukul 01.58 saya meraih rosario saya untuk berdoa, dan saya merasakan sekali kedamaian, keteduhan itu terus mendekat. Rasanya jiwa ini tentram sekali.
Selesai berdoa, tiba-tiba saja terlintas di  pikiran saya untuk menjadikan pengalaman dini hari tersebut sebagai bahan tulisan blog saya sekarang...

Kadang kita sengaja datang ke gereja, ke tempat-tempat ziarah atau bahkan menciptakan suasana yang teduh dan kondusif hanya untuk berdoa, tapi itu ketika kita rindu datang kepada Tuhan. Namun jika Tuhan sendiri yang tengah rindu pada kita, maka bukan kita yang mencari atau menciptakan waktu-waktu teduh tsb, tapi Tuhan sendiri yang menyiapkan dan mengatur semuanya. Siapa menyangka saya akan merasakan badan yang segar, padahal itu sudah lewat tengah malam? Siapa yang menyangka suasana malam akan terasa sangat hening dan menentramkan itu ada disekitar saya? Dan siapa yang menyangka ada bisikan di hati saya untuk berdoa saat itu? Bukankah Tuhan sendiri yang menciptaan suasana mendukung tersebut?

Namun sayang, ada beberapa dari kita yang mengabaikan penggilan tersebut, sehingga waktu-waktu teduh yang disediakan Tuhan itu terlewat begitu saja. Alasan menunda, malas, bingung, tidak tahu harus berdoa apa merupakan alasan klasik kita semua. Namun berdasar apa yang telah saya alami dini hari tadi, dengan datang ketika Tuhan memanggil, maka damai itu ada. Jika Tuhan sendiri yang menyediakan waktu yang indah, maka mari segera datang, lakukan doa apapun yang paling bisa dilakukan, dan semoga kita selalu bisa  merasakan apa yang saya alami dini hari tadi. Amin.
Salam teduh..


Yogya, 8 September 2013, minggu siang dikamar
kristiana eli@gmail.com

Minggu, 01 September 2013

Sayap-sayap Maria

Kata Maria : "Sesungguhnya aku adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Luk 1 : 38

Suatu ketika, seorang teman lama saya yang telah bertahun-tahun tidak pernah bertemu dan tidak pernah berkomunikasi mengirimkan sebuah sms yang bunyinya kurang lebih begini, " Eli, aku saat ini sedang mengandung, tolong doanya Eli..."  Saya bisa membaca sebuah kegelisahan di dalam pesan itu, mungkin kegelisahan seorang ibu yang tengah mengandung muda dengan segala kesensitifitasan yang menyertainya. Saya memang belum pernah mengandung, tapi saya bisa merasakannya.... Entah apa yang terlintas di pikirannya sehingga salah seorang yang dia hubungi adalah saya.
Pesan itu singkat tapi membuat saya kaget dan terharu, sehingga saya bertanya ''Siapakah saya ini Tuhan, sehingga sahabat lama saya sampai menghubungi saya dengan sebuah permintaan khusus. Sebuah permintaan dari seorang wanita yang tengah Engkau beri karunia indah dalam rahimnya, dan wanita itu percaya saya, ia mengingat saya padahal kami jarang berkomunikasi bertahun-tahun...'' 

Bagi saya permintaan doa bukanlah permintaan yang main-main, ini lebih dari sekedar permintaan duniawi, melainkan permintaan bantuan rohani yang harus saya penuhi. Saya merasa berharga, dan merasa sangat terhormat akan hal itu, karena ia berarti PERCAYA pada saya, ia MEMBUTUHKAN saya, ia MENGINGAT saya,dan ia MENGANDALKAN saya...
Saya percaya ketika seorang sahabat mencari saya, menghubungi dan meminta doa saya secara khusus, itu akan menjadi energi penyembuh pula untuk diri saya ketika saya juga tengah membutuhkan bantuan doa. Sembuh dengan cara membantu menyembuhkan orang lain, pulih dengan cara membantu memulihkan orang lain merupakan salah satu cara Tuhan untuk selalu melindungi jiwa kita. Ketika kita memberikan energi doa untuk orang lain, maka energi doa kitapun akan diisi kembali dengan cara-Nya yang indah..

Bunda Maria juga merupakan wanita yang terhormat, diberia karunia Allah untuk mengandung PutraNya yang kudus,  dan menjadi tempat limpahan permintaan doa tiap orang di dunia, dan mungkin apa yang  sedikit saya lakukan untuk sahabat saya hanyalah titik-titik kecil di bawah bayang-bayang bunda Maria. Namun semoga apa yang saya lakukan tersebut mampu menjadi sayap-sayap Maria di dunia, dengan melakukan hal-hal kecil walau itu hanya sebuah doa sederhana namun tulus, karena saya percaya, buah-buah doa tersebut akan saya rasakan ketika saya membutuhkan, terutama ketika saya mengandung kelak. Amin.
Salam teduh...

Yogya 1 September 2013
Minggu siang dikamarku
kristianaeli@gmail.com