Senin, 21 Juli 2014

Menghormati Kesucian Rosario



Tampaklah suatu tanda besar di langit, seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari duabelas bintang di atas kepalanya.
(Wahyu 12:1)

Beberapa waktu lalu, saya mengikuti sebuah ibadat di rumah salah satu umat. Sang tuan rumah kebetulan menggunakan kursi plastik (bukan lesehan) sebagai tempat duduk tamu. Saat dilakukan doa koronka dengan mempergunakan rosario, saya melihat seorang ibu, yang duduk dua baris di depan saya, yang agak ceroboh memperlakukan rosarionya. Waktu itu doa telah sampai di tengah-tengah, entah saking khusyuknya atau memang kebiasaannya seperti itu, posisi salib pada rosarionya, yang kebetulan berukuran besar, sampai rebah menyentuh lantai di bawah kursi tempat duduknya, tepat di tengah-tengah kedua kakinya. Saya kaget menyaksikan hal itu, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena tengah doa. Untung sekali lantainya keramik dan bersih, karena saya benar-benar tidak bisa membayangkan jika lantainya tanah, maka begitu "rendahnya" posisi salib kristus dibanding si pendoa.

Sejujurnya, banyak dari kita yang agak ceroboh dalam memperlakukan rosario, entah sengaja ataupun tidak, tapi mudah-mudahan catatan kecil saya tentang salah satu umat dalam cerita di atas menjadi sarana introspeksi kita untuk lebih menghormati kesucian rosario. Salam teduh...

Yogya, 20 Juli 2014
Malam, 20.04 wib

-------------------------------------------------------------------------------------

Gua Maria Pringningsih

Mungkin banyak yang akan bertanya-tanya, dimana lokasi gua maria Pringningsih tersebut, karena namanya asing sekali di telinga kita. Sebenarnya tidak ada gua maria dengan nama itu, karena itu hanyalah nama sebutan saya pribadi untuk calon gua maria Gereja Brayat Minulya, Patangpuluhan Wirobrajan Yogyakarta. Saya sebut Pring karena disekitarnya dahulu banyak pohon pring (bambu). Ningsih, karena "audio" alam  yang seperti Jatiningsih, dimana suara gemericik air terdengar dari tempat berdoa terutama saat malam hari. Gua marianyapun belum dibangun, tapi energi doa rosario kepada bunda Maria telah ada, dengan diadakannya ibadat rosario setiap har Senin pukul 21.00. 
Harapan saya di tahun ini, gua maria "Pringningsih" telah jadi, dan menjadi tempat terdekat untuk "berteduh" umat area Brayat Minulya, untuk menyandarkan hati kepada sang Bunda... Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar