Syukur Padamu Tuhan (MB 427)
(Bait 2)
Kau Tumbuhkan dalam hati, pengharapan dan iman
Kau kobarkan cinta suci dan semangat berkorban
Kami Kau lahirkan pula
Untuk hidup bahagia
Dalam kerajaanmu...
Dalam misa malam paskah tahun ini, saya mengikutinya bersama ibu dan seorang keponakan saya yang masih TK di Gereja Brayat Minulyo, Patangpuluhan Yogyakarta. Sengaja kami datang lebih awal, yaitu 1,5 jam sebelum misa jam 19.00 dimulai, tentu agar mendapat tempat yang paling strategis sesuai permintaan keponakan saya yang ingin jelas melihat prosesi upacara misa, khususnya yang dilakukan putra altar. Maklum beberapa waktu ini keponakan saya tersebut tiba-tiba mengatakan ingin menjadi seorang putra altar. Senang rasanya hati ini mendengar hal itu, walau itu hanya perkataan seorang anak TK yang bisa berubah-ubah setiap saat..
Waktu memasuki gereja, kalung yang saya pakai tiba-tiba lepas, hampir jatuh, dan tidak bisa diperbaiki, saya kaget, tapi saya tidak berpikir apapun. Karena saya mersa nyaman kalau memakai kalung, akhirnya saya mengalungkan rosario di leher saya sepanjang misa berlangsung. Di tengah misa, tiba-tiba tercium aroma (maaf) BAB. Rupanya keponakan saya mengalami sedikit BAB tak sengaja (kecerit, jawa) di celananya. Memang beberapa waktu ini ia sedang mengalami masalah pencernaan. Selain itu ia memang agak rewel. Akhirnya ibu bilang ke saya untuk mengajak keluar keponakan saya tersebut. Saya pikir ia diajak ke toilet maupun area luar gereja untuk sedikit menenangkananya, tapi ternyata sampai misa usai, ibu dan keponakan saya tidak juga datang kembali ke bangku. Jadilah saya sendiri mengikuti misa, untung ada seorang ibu yang duduk di dekat saya, jika tidak entahlah apa rasanya, duduk sendirian di misa malam paskah yang istimewa, karena bangku yang saya duduki itu letaknya di pinggir lorong tengah, di depan sendiri. Sesekali saya memandang gambar Maria di dinding gereja yang cantik sekali, dan saya suka sekali dengan gambar itu. Memandang wajahnya merupakan hiburan untuk saya. Ketika misa usai, ternyata ibu dan keponakan saya tidak ada, jadi mungkin mereka sudah pulang dulu, jadilah saya pulang sendiri. Sampai di rumah, benar perkiraan saya, mereka sudah ada di rumah. Ternyata ibu berinisiatif mengajak pulang keponakan karena selain rewel, ia juga tidak bertemu dengan orangtuanya yang sudah janjian duduk di suatu tempat, padahal celana ganti yang juga dipersiapkan jika sewaktu-waktu terjadi BAB dibawa orangtuanya. Jadi mau tidak mau keponakan harus dibawa pulang supaya tidak menggangu kenyamanan umat lain.
Mendengar hal itu, sisi keibuan saya muncul. Rasanya sedih sekali mengetahui keponakan saya yang sebenarnya masih ingin senang di gereja dan tidak mau pulang, mau tidak mau harus pulang karena kesalahn pencernaan. Ya, juga ini kesalahan kami smua yang tua ini...
Pukul 22.00 saya memutuskan masuk kamar saja dan segera tidur, saya mersa tidak mood di malam paskah ini. Ada sedih, dan rasanya ini malam yang sepi sekali. Di tempat tidur, saya ingat homili romo tadi yang bertanya, "Apakah ada yang merasa sedih saat ini?" Di tengah sukacita dan kemeriahan misa malam paskah, mungkin banyak yang bilang tidak, tapi hati orang siapa yang tahu... Ketika misa usai, ketika kita pulang, ketika kita kembali kepada kehidupan duniawi kita, ada yang tetap bersukacita, namun ada pula yang sebaliknya. Dan saya sendiri mengalami yang no 2 tadi. Biasanya dengan mudahnya saya akan sms teman-teman dengan kata-kata ucap seperti sukacita paskah, kebangkitan dll. Namun malam itu saya tidak mampu berkata apa-apa, karena saya terus saja mempertanyakan kenapa malam paskah seperti ini Tuhan, jauh dari harapan saya...
Namun.... di pagi harinya, kala saya terbangun di minggu pertama paskah ini, saya dikagumkan dengan sinar matahari yang sangat cerah. Dan itu mengingatkan saya kembali bahwa apapun yang telah terjadi semalam, matahari selalu terbit di ufuk timur.
Setiap hari adalah harapan, seperti Kristus sang pemberi harapan. Paskah tidak hanya sekedar kebangkitan semata. Jika kita bisa merasakan paskah dengan sukacita, ya bagus, tapi jika tidak, maka paskah adalah HARAPAN. Seperti harapan saya nanti akan paskah yang penuh sukacita di tahun 2016. Amin
Selamat Paskah 2015 !
Salam teduh
Yogyakarta, 5 April 2015. Minggu pertama awal paskah
kristianaeli@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar